KEPENTINGAN PROFESIONAL DAN PUBLIK
A.
Konsep
Kepentingan Publik
Konsep
kepentingan publik (public interest) merupakan suatu konsep yang cair. Istilah
kepentingan publik akan terus berubah sesuai dengan waktu dan kondisi di setiap
keadaan. Menjelaskan pengertian kepentingan publik atau kepentingan umum
bukanlah hal yang mudah. Perdebatan tentang definisi kepentingan publik hingga
saat ini belum berakhir dan tidak akan berakhir, seiring dengan tuntutan
perkembangan zaman.
Istilah
public interest merujuk pada kepentingan publik yang luas, bukan apa yang
menjadi perhatian publik. Hal ini berarti bahwa apa yang menjadi perhatian
publik belum tentu merupakan kepentingan publik. Begitu pula sebaliknya. Apa
yang menjadi kepentingan publik terkadang tidak menjadi perhatian publik,
tetapi menjadi perhatian individu yang peduli pada kepentingan publik.
Menurut
Bagir Manan (Kompas, 20 Juni 2005), kepentingan umum adalah kepentingan orang
banyak yang untuk mengaksesnya, tidak mensyaratkan beban tertentu. Misalnya, pembuatan
jembatan, yang orang bisa melewatinya tanpa harus membayar, berbeda dengan jika
masuk hotel yang harus membayar.
Pada
dasarnya, pemerintah dimungkinkan untuk mencabut hak milik pribadi demi
kepentingan umum. Ketentuan ini sudah lama ada, khususnya di Indonesia pernah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961. Bahkan, hampir seluruh negara
mempunyai peraturan seperti itu. (Kompas, 20 Juni 2005). Misalnya, pembuatan
jembatan, yang orang bisa melewatinya tanpa harus membayar, berbeda dengan jika
masuk hotel yang harus membayar.
Di
dalam masyarakat terdapat banyak sekali kepentingan, baik perorangan maupun
kelompok, yang tidak terhitung jumlah dan jenisnya, yang harus dihormati dan
dilindungi. Oleh karena itu, wajarlah kalau setiap orang atau kelompok
mengharapkan atau menuntut kepentingan-kepentingannya itu dilindungi dan
dipenuhi. Di sinilah letak arti pentingnya peran pemerintah. Tindakan
pemerintah harus ditujukan kepada pelayanan umum, memperhatikan dan melindungi
kepentingan orang banyak (kepentingan publik), sehingga kepentingan publik
merupakan kepentingan atau urusan pemerintah.
Menurut
Perpres Nomor 36 Tahun 2005, ada 21 jenis kegiatan kepentingan umum (dalam
konteks pengadaan tanah) yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Sayangnya dalam
Perpres Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor 36 Tahun 2005
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
bahwa jenis kepentingan umum dalam konteks pengadaan tanah justru dipersempit
dari 21 jenis menjadi hanya 7 jenis, yaitu:
1.
Jalan umum dan jalan tol, rel
kereta api (di atas tanah, di ruang atas tanah, ataupun di ruang bawah tanah),
saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi.
2.
Waduk, bendungan, bendungan
irigasi dan bangunan pengairan lainnya.
3.
Pelabuhan, bandar udara, stasiun
kereta api dan terminal.
4.
Fasilitas keselamatan umum,
seperti tanggul penanggulangan banjir, lahar dan lain-lain bencana.
5.
Tempat pembuangan sampah.
6.
Cagar alam dan cagar budaya.
7.
Pembangkit, transmisi, distribusi
tenaga listrik.
Contoh
kasus, misalnya kegiatan pembangunan rumah sakit akan mengalami kesulitan,
ketika di suatu wilayah hanya tersedia satu-satunya lahan yang bisa
dimanfaatkan untuk membangun rumah sakit. Dari segi yuridis, rumah sakit tidak
lagi termasuk kategori kepentingan umum, sementara keberadaan rumah sakit
sangat diharapkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
Hal
semacam ini dapat menimbulkan konflik kepentingan, kalau dalam perumusan arti
kepentingan umum sendiri hanya menyebutkan jenis dari kepentingan umum sendiri
dan tidak menciptakan arti kepentingan umum dengan definisi atau batasan yang
jelas.
Mengelompokkan
sebuah kegiatan menjadi kepentingan umum bukanlah persoalan yang mudah dan
sederhana. Harus ada landasan teori yang kuat, sehingga kita tidak terjebak
bahwa kegiatan yang kita masukkan sebagai kepentingan umum, ternyata hanya
sebagai kepentingan kelompok, atau bahkan sebagai kepentingan individu.
Konsep
public interest dapat diartikan sebagai pertimbangan yang dapat mempengaruhi
permintaan barang dan memfungsikan masyarakat serta pemerrintah yang baik untuk
kemakmuran bersama. Sesuai dengan kata pembentuknya, public berarti umum dan
interest berarti kepentingan. Dengan demikian, public interest dapat diartikan
sebagai sebuah kepentingan yang menyangkut secara bersama.
Ada
banyak pandangan terkait dengan public interest tersebut. Dalam public interest
sering kali terjadi dilema antara pemberian dan penyembunyian informasi terkait
dengan kepentingan banyak pihak. Public interest dilakukan dengan cermat dan
memperhatikan kebutuan khalayak. Di dalam public interest terdapat dua hal yang
mendasari pembentukannya, yakni pemberian infomasi kepada masyarakat dan
menutup-nutupi informasi kepada masyarakat.
B.
Membangun
Kerjasama Tim
Mengapa
membangun kerja sama itu penting? Dalam bekerja di suatu instansi atau
perusahaan tentunya memerlukan sinergi setiap tim antar departemen untuk
mencapai target secara keseluruhan. Hal ini bisa terjadi dengan membangun kerja
sama. Disamping itu, pada tingkatan individual, kerja sama penting sebagai
wadah yang berguna untuk memperdalam keahlian interpersonal dan intrapersonal,
atau bagaimana mengenal atau berinteraksi dengan sesama kolega atau dengan
atasan. Dibalik itu, juga bermanfaat bagi perkembangan setiap individu karena
dapat saling bertukar ide dan memberikan umpan balik dalam proses pengerjaan
tugas bersama.
Membangunkan
kerja sama dalam tim yang solid dan efektif kadang merupakan tantangan, akan
tetapi hal tersebut bisa diwujudkan dengan beberapa langkah dibawah ini.
1.
Membangun kepercayaan dan saling
menghormati
Sebaiknya
sebuah tim didirikan berdasarkan kepercayaan antar sesama yang kuat. Disamping
itu setiap anggota tim akan lebih baik lagi jika saling menghormati
posisi-posisi masing-masing. Mengapa? Dengan kuatnya saling rasa percaya dan
saling menghormati maka akan mempermudah bekerja sama dengan sesama dan
pemimpin dapat mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh anggota
timnya dengan baik.
2.
Mengatur ekspektasi bersama
Tentu
setiap orang mempunyai semangat pencapaian karir yang berbeda, maka akan lebih
baik menyelaraskan ekspektasi dalam tim. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa
yang mereka harapkan dari setiap kegiatan bekerja sama dalam tim. Tentunya tak
hanya mengatur ekspektasi saja, tetapi juga berusaha secara bersama-sama memenuhinya.
3.
Pemimpin tim yang dapat
memfasilitasi komunikasi diantara anggota tim
Hal
ini penting untuk menciptakan atmosfir komunikasi yang terbuka, jujur dan
saling menghormati. Setiap anggota tim berhak untuk mengekspresikan dirinya
dalam bentuk pemikiran, opini, bahkan hingga solusi yang menjawab permasalahan
yang ditemui kelompok. Mereka juga terbuka untuk mendengar dan didengarkan
untuk memahami masing-masing buah pikiran. Selain itu, suasana keterbukaan
dimana anggota tim juga dapat mengajukan
sejumlah pertanyaan untuk klarifikasi ide-ide yang dilemparkan. Hal ini justru
lebih baik dibandingkan sikap mematahkan setiap ide yang muncul ke permukaan.
4.
Menanamkan sikap saling memiliki dalam
kelompok (Sense of belonging)
Anggota
tim yang telah mendapatkan ekspektasi dan komunikasi yang jelas mengenai tujuan
grup akan memiliki komitmen akan tindakan dan aksi tim. Sikap saling memiliki
akan semakin mendalam saat anggota tim menghabiskan waktu bersama mengembangkan
norma atau panduan yang berlaku pada tim secara bersama. Selain itu, pemimpin
tim sebaiknya mengikut sertakan anggota tim dalam proses pengambilan keputusan
sebagai realisasi dari kerja sama tim bersama.
5.
Melihat sisi positif dari perbedaan
pendapat
Perbedaan
mendasar dari bekerja sama dengan bekerja sendiri adalah jumlah kepala yang
menuangkan ide ke dalam pekerjaan. Perbedaan pendapat merupakan dua sisi pada
koin, dapat dipandang sebagai hambatan atau sebagai manfaat. Sebaiknya kita
memasang kacamata positif dalam memandang suatu fenomena dalam berinteraksi
dengan sejumlah orang, hal ini berarti bahwa ada sudut pandang lain yang bisa
dianggap sebagai kesempatan yang bisa ditelusuri dan digunakan untuk
kepentingan badan.
6.
Pengkajian performa tim dan umpan
balik
Setelah
selesai kerja sama tim, jangan lupa untuk mengkaji ulang performa ekspektasi
dan tujuan tim. Juga jangan lupa meminta umpan balik dari rekan-rekan tim kamu.
Hal ini perlu untuk mengukur apakah pencapaian kinerja tim kamu. Nah, dari
sinilah kamu bisa melihat ruang untuk memperbaiki kinerja untuk proyek tim
selanjutnya. Disamping itu, setelah melihat kinerja tim, kamu bisa memberikan
reward (hadiah) dan insentif seperlunya agar memotivasi seluruh anggota tim
untuk kinerja yang lebih baik di masa depan dan sebagai bukti penghargaan atas
kerja sama.
C. Penyelesaian Masalah Keteknikan
Pendekatan
penyelesaian masalah teknik perlu dilakukan dengan cara yang bertahap dan
berurutan. Langkah-langkah awal bersifat kualitatif dan umum, dan
langkah-langkah berikutnya lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.
Langkah-langkah penyelesaian masalah adalah:
1.
Identifikasi Masalah
Agar
masalah dapat diselesaikan, pertama-tama perlu diidentifikasi terlebih dahulu
apa sebenarnya esensi dari masalah tersebut, agar langkah berikutnya tepat.
2.
Sintesis
Sintesis
adalah tahap proses kreatif dimana bagian-bagian masalah yang terpecah dibentuk
menjadi kesatuan yang menyeluruh. Disini kreativitas sangat penting.
3.
Analisis
Analisis
adalah tahap dimana kesatuan itu dipecah kembali menjadi bagian-bagiannya.
Kebanyakan edukasi teknik akan fokus pada tahap ini. Kunci dari analisis adalah
menerjemahkan problem fisik tersebut menjadil sebuah model matematika. Analisis
menggunakan logika untuk membedakan fakta dari opini, mendeteksi kesalahan,
membuat keputusan yang berdasarkan bukti, menyeleksi informasi yang relevan,
mengidentifikasi kekosongan dari informasi, dan mengenali hubungan antar
bagian.
4.
Aplikasi
Aplikasi
adalah proses dimana informasi yang cocok dan akurat didentifikasi untuk
penerapan pada permasalahan yang hendak dipecahkan.
5.
Komprehensi
Komprehensi yaitu tahap
dimana teori yang sesuai dan data yang berhasil dikumpulkan disatukan dalam
sebuah rumus komprehensif yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Jika
pada tahap 5 masalah masih belum selesai, maka kita dapat kembali pada tahap ke
tahap sintesis, dan mencoba lagi.
D.
Pengelolaan
Konflik
Pengelolaan konflik dibagi menjadi beberapa metode, yaitu :
1.
Metode
Stimulasi Konflik
Konflik
dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara cara yang lebih baik dalam
melaksananakan kegiatan kerja kelompok. Situasi dimana konflik terlalu rendah
akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif. Ciri-ciri pada
situasi seperti ini adalah:
a)
Kejadian, perilaku dan informasi
yang dapat mengarahkan orang orang bekerja lebih baik diabaikan,
b)
Para anggota kelompok saling
bertoleransi terhadap kelemahan dan kejelekan pelaksanaan kerja
Konflik
dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara cara yang lebih baik dalam
melaksananakan kegiatan kerja kelompok. Situasi dimana konflik terlalu rendah
akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif. Ciri-ciri pada
Konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara cara yang lebih baik
dalam melaksananakan kegiatan kerja kelompok. Situasi dimana konflik terlalu
rendah akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif, Sehingga
Manajer dari kelompok ini perlu merangsang timbulnya persaingan dan konflik
yang dapat mempunyai efek penggemblengan.
Metode ini dapat
dilakukan dengan cara:
1)
Memasukan atau menempatkan orang
luar kedalam kelompok
2)
Penyusunan kembali organisasi
3)
Penawaran bonus, pembayaran
insentif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
4)
Pemilihan manajer yang tepat
5)
Perlakuan yang berbeda dengan
kebiasaan
2.
Metode
Pengurangan Konflik
Metode
ini menekan terjadinya antagonisme yang ditimbulkan oleh konflik, lebih sering mengelola konflik
dengan “pendinginan suasana” tetapi tidak menangani masalah yang semula
menimbulkan konflik. Hal ini dapat dilakukan dengan:
a)
Pendekatan efektif pertama
mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa
diterima kedua kelompok.
b)
Mempersatukan kedua kelompok yang
bertentangan untuk menghadapi “ancaman” atau “musuh” yang sama.
3.
Metode
Penyelesaian Konflik
Metode
penyelesaian konflik secara langsung mempengaruhi pihak pihak yang
bertentangan. Metoda yang digunakan mencakup perubahan dalam struktur
organisasi, mekanisme koordinasi,dan sebagainya. Ada tiga metoda dalam
menyelesaikan konflik,yaitu:
1)
Dominasi dan penekanan.
Dapat
dilakukan dengan cara;
a) Kekerasan
(forcing) : bersifat penenkanan otokratik
b) Penenangan
(smoothing) : cara diplomatis
c) Penghindaran
(avoidance) : menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
d) Aturan Mayoritas
(Majority rule) : melakukan pemungutan suara (voting)
2)
Kompromi
Mencari
jalan tengah cara ini dapat dilakukan dengan;
a) Pemisahan
(separation) : pihak yang bertentangan dipisahkan sampai ada persetujuan
b)
Arbitrasi (perwasitan) : pihak ketiga dimintai pendapat,kembali pada peraturan yang berlaku
c)
Penyuapan (bribing): salah satu pihak menerima kompensasi dalam pertukaran untuk tercapainya
penyelesaian konflik.
3)
Pemecahan Masalah Integratif
Konflik
antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan
melalui teknik ;
a) Konsensus
Dimana
pihak yang bertentangan bertemu mencari peneyelesaian terbaik, bukan mencari
kemenangan sesuatu sepihak.
b) Konfrontasi
Pihak - pihak yang saling
berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, diperlukan
kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk menerima penyelesaian,
penyelesaian konflik yang rasional sering dapat ditemukan.
c) Tujuan - Tujuan yang lebih Tinggi
(superordinate goals)
Metoda
penyelesaian konflik dengan persetujuan bersama untuk menetapkan tujuan.
E.
Seni
Negoisasi
Masalahnya
negosiasi tidaklah mudah, kegagalan negosiasi dapat menghasilkan kerugian dan
membuat reputasi bisnis Anda menjadi buruk. Jadi, Anda harus terus berlatih
agar dapat menjadi negosiator yang baik. Jika Anda berminat untuk terus
mengasahnya, maka simak 5 (lima) langkah menguasai seni negosiasi berikut ini:
1.
Membangun Suatu Hubungan
Negosiator
yang bijak akan membangun hubungan sebelum melanjutkan lebih jauh. Dengan
memiliki hubungan yang baik, maka akan muncul perasaan terhadap orang lain,
begitupula sebaliknya. Meskipun sering diabaikan, namun “perasaan” merupakan
bagian penting dari negosiasi. Jadi, selalu terbuka dan tulus. Karena
kejujuran, integritas, dan martabat adalah kualitas yang jelas dan fondasi
untuk suatu negosiasi.
Anda
akan memiliki posisi terbaik untuk bernegosiasi ketika pihak lain menghormati
Anda, tidak hanya sebagai pebisnis, tetapi sebagai individu. Kepercayaan yang
diperoleh melalui rasa hormat itu adalah kunci menuju negosiasi yang berhasil.
2.
Pilih Madu Dibandingkan Cuka
Anda
akan lebih baik menjadi madu yang manis dibandingkan cuka yang masam. Namun,
pastikan Anda adalah madu yang asli. Jangan pernah sekalipun meremehkan
kemampuan orang lain untuk menilai Anda dan melihat siapa diri Anda sebenarnya.
Hindari sifat buruk, seperti: manipulatif, tidak jujur dan tertutup. Cepat atau
lambat sifat-sifat seperti itu akan mudah terbaca oleh rekan Anda tersebut.
Begitu
juga sebaliknya,ketika bernegosiasi, Anda juga dapat merasakan nilai-nilai
pihak lain. Apakah mereka orang yang cerdas, licik, dibawah standar, memiliki
integritas atau bahkan tidak memiliki integritas sama sekali.
3.
Fokus pada ‘Win-win Solution’
Anda
adalah negosiator yang buruk apabila hanya memikirkan kentungan sendiri dan
tidak mempedulikan pihak lain. Ketika bernegosiasi ketahuilah keinginan dan
kebutuhan kedua belah pihak. Kemudian, pikirkan jalan terbaik agar keduanya
sama-sama memperoleh keuntungan.
Negosiasi
bukanlah hanya tentang kalah dan menang. Pikiran hitam dan putih (kalah-menang)
hanya akan menghasilkan pemikiran yang terbatas, padahal Anda harus memiliki
pemikiran yang kreatif dalam bernegosiasi.
4.
Tunjukan Kedewasaan Anda
Setiap
orang pasti memiliki sikap kekanakan-kanakan yang dapat muncul karena keadaan.
Transaksi bisnis tingkat tinggi sekalipun dapat gagal apabila seseorang di meja
mulai berpikir kekanak-kanakan dan menghasut perilaku tersebut pada yang
lainnya. Ketika Anda melihat ini terjadi, ingatlah bahwa semua orang dapat
tidak seimbang.
Disini
Anda harus tetap stabil. Tunjukan bahwa Anda adalah orang dewasa dan tidak
terbawa panas oleh keadaan. Dengan tetap memiliki pikiran yang jernih, Anda
dapat membantu orang lain agar kembali seimbang. Jangan langsung mendebat, sabaliknya
coba untuk memahami dan cari jalan terbaik yang membawa pada kedamaian.
5.
Ikuti Irama dalam Bernegosiasi
Selalu
ingat bahwa ada irama untuk segala hal. Disini Anda tidak dapat memaksa dan
terburu-buru. Seringkali, yang terbaik adalah tidak mengatakan apa-apa atau
diam. Beri diri Anda dan orang lain waktu dan ruang untuk merenungkan semua
yang telah dikatakan.
Jangan
terburu-buru. Cobalah untuk merasakan irama alami dari semua orang yang ada di
meja, termasuk diri Anda sendiri. Keputusan yang diambil terburu-buru dapat
menghasilkan kekecewaan dikemudian hari, maka pikirkanlah terlebih dahulu baik
dan buruk, serta dampaknya untuk Anda dan orang lain.
SUMBER
MATERI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar