A. DEFINISI SUMBER AIR
Menurut
UU Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, sumber air
adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah.
B. SUMBER – SUMBER AIR
Berikut ini
adalah 4 macam sumber - sumber air di antaranya adalah :
1.
Air laut
Air
laut memiliki rasa asin karena
mengandung senyawa garam murni (NaCl) yang cukup tinggi. Menurut beberapa
sumber penelitian, kadar garam murni air laut berkisar 3% dari jumlah total
keseluruhan air laut. Karena rasanya yang asin, untuk menjadikan air laut
sebagai air murni diperlukan sebuah teknologi terapan untuk memfilter sekaligus
destilasi (penyulingan) air untuk menghilangkan kadar garam yang tinggi. Untuk
saat ini, beberapa Negara di Timur Tengah (misalnya, Arab Saudi dan Iran) telah
mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi yang mampu mengubah air laut
menjadi air minum. Untuk mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi air
laut dibutuhkan dana yang cukup besar. Disamping itu, filterisasi dan destilasi
air laut membutuhkan pasokan energi listrik yang besar. Penggunaan destilasi
air laut merupakan langkah tepat dan efisien untuk mengatasi suplai air minum
di negara – negara kering, seperti di Timur Tengah dan Afrika. Namun, perlu
disadari saat ini perairan laut seperti
“tong sampah”. Hal ini terjadi akibat ulah manusia yang membuang limbah
berbahaya di perairan laut lepas. Selain itu, tidak jarang ribuan barel minyak
tertumpah dilautan akibat kecerobohan manusia, seperti tabrak maupun kebocoran
kapal tanker. Hal itu jelas berdampak buruk pada ekosistem laut dan kualitas
air destilasi yang dihasilkan.
Air
yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%, sedangkan sisanya
berupa air tanah/daratan, es, salju dan hujan. Air laut turut menentukan iklim
dan kehidupan di bumi.
Air
ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut
3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk di minum.
Fungsi air
laut :
a)
Sebagai suatu unsur keseimbangan darat, laut dan
udara.
b)
Sebagai tempat hidupnya binatang dan
tumbuh-tumbuhan laut. Ada dua macam elemen nutrisi yaitu elemen nutrisi utama
(mayor), misalnya nitrogen, phosphorous, silikon dan elemen nutrisi mikro.
c)
Sebagai sumber air hujan.
d)
Alat transportasi.
e)
Sebagai sarana olah raga.
f)
Sebagai sarana pariwisata.
g)
Sebagai sumber mata pencaharian nelayan.
h)
Sebagai sumber devisa Negara
i)
Sebagai bahan desinfektan, sebagai bahan
pengobatan.
2.
Air hujan
Cara
menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya jangan saat air hujan
baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyaur maupun bak baik
resevoir sehingga hal ini aka mempercepat terjadinya korasi atau karatan. Air
hujan juga mempunyai sifat luna sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
Air
angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air dibumi. Walau pada saat
presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada
di atmosfer. Pencemaran yang berlangung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh
partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida, nitrogen,
dan ammonia.
Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di
permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa
pencemaran air), air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi
oleh manusia. Namun, pada saat evaporasi berlangsung, air yang menguap sudah tercemar.
Selain itu, air hujan yang turun juga “tercemar” oleh polusi udara. Akibatnya,
air hujan tidak bersifat netral (pH = 7) lagi, melainkan bersifat asam. Hujan
yang bersifat asam dapat menyebabkan korosi (karat) pada benda yang berbahan
logam. Selain bersifat asam, air hujan cenderung bersifat sadah karena
kandungan kalsium dan magnesiumnya cukup tinggi. Indikasi air sadah (kesadahan)
adalah sabun atau deterjen tidak dapat beraksi dengan air. Akibatnya, sabun
atau deterjen tidak berbusa walaupun dilarutkan dengan air. Dengan demikian,
air sadah dapat memboros penggunaan sabun mandi atau sabun cuci. Selain kalsium
dan magnesium, air hujan juga mengandung beberapa senyawa dan unsur (mineral),
antara lain SO4, Cl, NH4, N2, C, dan O2.
Air hujan mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak
positif adalah:
1.
Air hujan mempengaruhi
iklim/cuaca; cuaca panas akan berubah menjadi cuaca dingin, kadar uap air di
dalam atmosfer akan meningkat.
2.
Memberi suplai/asupan
nutrisi kepada tanaman, terutama tanaman berumbi oleh karena air hujan
mengandung nitrogen (NH3).
3.
Merupakan salah satu
alternatif dari sumber air minum.
4.
Air hujan mengisi air
sungai yang dangkal dan mengisi air sumur yang kering.
5.
Mengurangi polusi udara
oleh karena butir-butir materi yang ada di dalam udara akan turun bersama
hujan.
Dampak negatif adalah:
1.
Air hujan menyebabkan karat
dan korosif terhadap karena mengandung NH3.
2.
Air hujan mengganggu
penerbangan.
3.
Air hujan membatasi gerakan
nelayan,para nelayan tidak dapat melaut.
4.
Air hujan dapat menyebabkan
malapetaka terhadap pelayaran.
5.
Air hujan dapat menyebabkan
sungai meluap dan banjir.
Pemanfaatan
air hujan sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari – hari individu
perorangan/kelompok/pemerintah, biasanya dibuat sumur dan tangki air untuk
menyimpan air bersih guna memenuhi kebutuhan hidup tersebut. Salah satu sumber
air bersih berasal dari air hujan, sedangkan air hujan berasal dari penguapan
air laut yang berubah menjadi awan. Kemudian awan tersebut terbawa oleh angina
ke berbagai tempat. Ketika awan telah banyak menumpuk maka akan jatuh berupa titik – titik air
hujan. Akibtnya air hujan yang meresap ke dalam tanah maka air akan tersimpan
dalam kandungan air tanah. Air tersebut akan dimanfaatkan menjadi air sumur,
bendungan, dan tendon air.
3.
Air permukaan
Air
permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk,
rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang
jatuh kepermukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran
baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
Air
permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi, pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri dan lainnya. Untuk meminumnya harus
melewati proses pembersihan yang sempurna.
Air
permukaan adalah semua air yang terdapat dipermukaan tanah, antara lain sumur,
sungai, rawa, dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air
di gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai
atau mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa. Pada
umumnya, air permukaan tampak kotor dan berwarna (tidak benig). Hal itu terjadi
akibat kotoran, pasir, dan lumpur yang ikut terbawa (hanyut) oleh aliran air.
Air
permukaan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain untuk
diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi, pembangkit listrik, industri, dan
sebagainya. Agar dapat diminum, air permukaan harus diolah terlebih dahulu
meliputi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. Air permukaan dibagi menjadi
dua, yaitu air sungai dan air danau atau rawa.
Air
permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.
Faktor-faktor yang diperhatikan, antara lain:
a) Mutu
atau kualitas baku
b) Jumlah
atau kualitasnya
c) Kontinuitasnya
Dibandingkan
dengan sumber air lain, air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar
akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain.
Sumber-sumber air permukaan, antara lain, sungai,
selokan, rawa, parit, bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat
dipakai untuk sumber air di kota-kota besar karena air tersebut sebelumnya
sudah dibendung oleh alam dan jatuh secara gravitasi. Air ini tidak tercemar
sehingga tidak membutuhkan perifikasi bakteri.
Sumber
air permukaan yang berasal dari sungai, selokan, dan parit mempunyai persamaan,
yaitu airnya mengalir dan dapat menghanyutkan bahan yang tercemar. Sumber air
permukaan yang berasal dari rawa, bendungan, dan danau memiliki air yang
mengalir, tersimpan dalam waktu yang lama, dan mengandung sisa-sisa pembusukan
alam, misalnya, pembusukan tumbuhan-tumbuhan, ganggang, fungi, dan lain-lain.
Air permukaan yang berasal dari air laut mengandung kadar garam yang tinggi
sehingga jika akan digunakan
untuk air minum, air tersebut harus menjalani proses ion-exchange.
A.
Sumur
Sumur
merupakan sumber utama persediaan air bersi bagi penduduk yang tinggal didaerah
pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi menjadi
2 jenis:
1. Sumur
dangkal (shallow well)
Sumur semacam ini memiliki sumber air yang
berasal dari resapan air hujan diatas permukaan bumi terutama didaerah dataran
rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia dan mudah sekali
terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus (MCK)
sehingga persyaratan sanitasi yang ada perlu sekali diperhatikan.
2. Sumur dalam
(deep well)
Sumur ini memiliki sumber air yang berasal
dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit menjadi air tanah.
Sumber airnya tidak terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi.
Tabel perbedaan sumur dangkal dan sumur dalam
|
Sumur
dangkal
|
Sumur
dalam
|
Sumber
air
|
Air
permukaan
|
Air
tanah
|
Kualitas
air
|
Kurang baik
|
baik
|
Kualitas
bakteriologis
|
Kontaminasi
|
Tidak
terkontaminasi
|
Persediaan
|
Kering pada musim kemarau
|
Tetap ada sepanjang tahun
|
B. Air danau
atau rawa
Air danau atau rawa merupakan air
permukaan yang mengumpul pada cekungan permukaan tanah. Permukaan air danau
biasanya berwarna hijau kebiruan. Warna ini disebabkan oleh banyaknya lumut
yang tumbuh dipermukaan air maupun di dasar danau atau rawa. Selain lumut,
warna pada air danau juga dipengaruhi oleh bahan organik (kayu, daun, dan bahan
organik lainnya) yang membusuk akibat proses dekomposisi oleh mikroorganisme di
dalam air. Akibat proses pembusukan tersebut, air danau memiliki kadar besi Fe
dan mangan Mn yang relatif tinggi. Kebanyakan, air danau
memiliki kualitas yang lebih baik dari pada air sungai. Hal tersebut disebabkan
tingkat pencemaran didanau relatif lebih kecil dibandingkan di aliran sungai. Air danau berfungsi sebagai sumber air tawar, sumber pembangkit tenaga
listrik, pengairan atau irigasi, pencegah banjir, sarana rekreasi dan olahraga,
sebagai bendungan.
C.
Air sungai
Air
sungai berasal dari mata air dan air hujan yang mengalir pada permukaan tanah.
Secara fisik, air sungai terlihat berwarna coklat dengan tingkat kekeruhan yang
tinggi karena bercampur dengan pasir, lumpur, kayu, dan kotoran lainnya.
Kualitas air sungai juga dipengaruhi oleh lingkungan disekitar aliran sungai.
Secara umum, kualitas air sungai didaerah hilir (muara) lebih rendah dibandingkan
didaerah hulu (mata air). Hal ini terjadi akibat limbah industri dan rumah
tangga yang dibuang langsung ke sungai tangga melalui proses pengolahan
terlebih dahulu terkumpul di muara sungai. Akibatnya, secara kualitas fisika,
kimia, maupun biologi, air di daerah muara sungai sangat rendah dan tidak layak
dijadikan bahan baku air minum. Air sungai berfungsi
sebagai sarana irigasi, sarana transportasi, perikanan, pembangkit tenaga
listrik, sarana industri, untuk mandi dan mencuci
4.
Air tanah
Air tanah
merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap kedalam
lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah,
air hujan akan menembus bebepara lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya
kesadahan pada air (hardness of water). Kesadahan pada air ini menyebabkan air
mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut, antara
lain kalsium, magnesium, dan logam berat seperti Fe dan Mn. Akibatnya apabila
kita menggunakan air sadah untuk mencuci, sabun yang kita gunakan tidak akan
berbusa dan bila diendapkan akan terbentuk endapan semacam kerak.
Air
tanah (ground water) berasar dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan kedalam tanah dan mengalami proses
filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah dialami air hujan tersebut,
didalam perjalannya kebawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air
tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain. Pertama, air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu menglami proses purifikasi
atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun,
saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa
kerugian atau kelemahan dibandingkan sumber air lainnya. Air tanah mengandung
zat – zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi
dapat menyebabkan kesadahan air. Selain tu untuk mengisap dan mengalirkan air
ke atas permukaan, diperlukan pompa.
Air
tanah adalah air yang berada dibawah tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan
hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan
atmosfer. (suryono,1993).
Air
tanah disebut pula air tawar karena tidak terasa asin. Berdasarkan lokasi air
maka air tanah dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu:
1. Air
permukaan tanah
Yang termasuk air permukaan tanah adalah sungai,
rawa-rawa, danau, waduk (buatan). Semuanya itu sangat tergantung curah hujan.
Apalagi curah hujan lebat, air sungai, danau akan pasang.
2. Air
jauh dari permukaan tanah
Disebut air tertekan yaitu air yang tersimpan
didalam lapisan tanah; termasuk air tanah adalah sumur gali, sumur bor.
(Gabriel, 2001)
Menurut
definisi undang – undang sumber daya air, air tanah merupakan air yang terdapat
di dalam lapisan tanah atau batu dibawah permukaan tanah. Air tanah berasal
dari air hujan yang meresap kedalam tanah. Dalam proses peresapan tersebut, air
tanah mengalami penyaringan (filtrasi) oleh lapisan-lapisan tanah. Air tanah
lebih jernih dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki kandungan mineral
yang cukup tinggi. Sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh
lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg,
Ca, Fe, dan O2.
Kondisi
tanah yang berkapur menyebabkan tingkat kesadahan air tanahnya relatif tinggi
(keras). Air tanah di daerah berkapur mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+
dalam jumlah yang cukup besar. Kondisi tanah yang mengandung batu granit, air
tanahnya memiliki derajat kesadahan yang rendah (lunak) karena mengandung unsur
(mineral) CO2 dan Mn(HCO3).
Air
tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air tanah dalam, dan
mata air. Golongan tersebut berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan mineral
yang tekandung di air tanah.
a)
Air tanah dangkal
Air
tanah dangkal terdapat pada kedalam kurang lebih 15 meter dibawah permukaan
tanah. Jumlah air yag terkandung pada kedalaman ini cukup terbatas. Biasanya
hanya digunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti minum, mandi, dan mencuci.
Penggunaan air tanah dangkal berupa sumur berdinding semen maupun sumur bor.
Secara fisik, air tanah terlihat jernih dan tidak berwarna (bening) karena
telah mengalami proses filtrasi oleh lapisan tanah. Kealitas air tanah dangkal
cukup baik dan layak digunakan sebagai bahan baku air mimun. Kuantitas air
tanah dangkal dipengaruhi oleh musim. Pada saat musim hujan, jumlah air tanah
dangkal berlimpah, tetapi jumlahnya terbatas saat musim kemarau.
b)
Air tanah dalam
Air
tanah dalam terdapat pada kedalaman 100-300 meter di bawah permukaan tanah. Air
tanah dalam berwarna jernih dan sangat baik digunakan sebagai air minum karena
telah mengalami proses penyaringan berulang – ulang oleh lapisan tanah. Air
tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik dari pada air tanah dangkal. Hai
ini disebabkan proses filtrasi air tanah dalam lebih panjang, lama, dan
sempurna dibandingkan air tanah dangkal. Kuantitas air tanah dalam cukup besar
dan tidak terlalu dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat
digunakan untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang cukup lama.
c)
Mata air
Mata air adalah air tanah yang
keluar langsung dari permukaan tanah. Mata air biasanya terdapat pada lereng
gunung, dapat berupa rembesan (mata air rembesan) dan ada juga yang keluar di daerah dataran rendah (mata
air ‘umbul’). Mata air memiliki kualitas air hampir sama dengan kualitas air
tanah dalam dan sangat baik untuk air minum. Selain untuk air minum, mata air
dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Seperti mandi dan mencuci. Kuantitas
air yang dihasilkan oleh mata air cukup banyak dan tidak dipengaruhi oleh
musim, sehingga dapat digunakan untuk keperluan umum dalam jangka lama.
Mata
air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dengan
hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama denga air
dalam.
C.
KARAKTERISTIK AIR DI SETIAP
SUMBER – SUMBER AIR
1.
Air laut
Air laut memiliki sifat fisik dan gerakan yang berbeda dengan
air di daratan. Sifat fisik air laut meliputi kadar garam (salinitas), suhu dan
warna.
i. Salinitas
Air laut memiliki ciri paling khas yang dapat diketahui oleh
semua orang. Yaitu rasanya yang asin. Rasa asin tersebut disebabkan oleh adanya
berbagai macam garam – garaman yang terlarut dalam air laut, terutama garam
natrium klorida (NaCl). Garam jenis ini sering juga disebut sebagai garam
dapur. Guna mengetahui banyaknya kadar garam dalam air larut dikenal istilah
salinitas.
Salinitas atau kadar garam adalah rata – rata banyaknya kadar
garam (dalam garam) yang terdapat dalam setiap 1.000 gram (1 kg) air laut. Rata
– rata kadar garam tersebut umumnya sebesar 3% dari berat seluruhnya. Namun,
salinitas air laut biasanya disebut sebagai bagian perseribu atau dinyatakan
dalam o (permil atau perseribu).
Letak geografis laut berpengaruh terhadap salinitasnya sehingga
laut pada tempat tertentu salinitasnya berbeda dengan laut di tempat yang lain.
Contohnya, salinitas laut di khatulistiwa adalah 35%. Besarnya salinitas di
khatulistiwa tersebut disebabkan oleh penguapan yang tinggi, tetapi diimbangi
oleh curah hujan yang tinggi juga. Sementaraitu, salinitas didaerah subtropika
lebih
tinggi, yaitu sekitar 37%. Besarnya salinitas di subtropika
tersebut disebabkan oleh penguapan yang tidak diimbangi dengan tingginya curah
hujan. Salinitas yang tinggi terdapat di daerah laut yang tertutup dari arus
bebas, misalnya Laut Tengah dan Laut Merah yang salinitasnya sebesar 40%.
Besarnya salinitas di Laut Tengah dan Laut Merah tersebut terutama disebabkan
oleh besarnya penguapan yang terjadi saat musim panas yang panjang dan tidak
diimbangi dengan adanya curah hujan.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap besar atau kecilnya
salinitas adalah penguapan, curah hujan, dan dan pemasukan air dari sungai.
a)
Penguapan
Makin besar tingkat
penguapan air laut di suatu wilayah makin tinggi salinitasnya, sebaliknyapada
daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah
salinitasnya.
b)
Curah hujan
Makin tinggi curah hujan
disuatu wilayah laut semakin rendah salinitasnya, sebaliknya makin sedikit atau
kecil curah hujan yang turun makin tinggi salinitasnya.
c)
Pemasukan air sungai
Makin banyak air sungai
yang masuk ke laut semakin rendah salinitasnya, sebaliknya makin sedikit air
sungai yang masuk ke laut makin tinggi salinitasnya.
ii.
Suhu
Suhu air laut merupakan salah satu faktor yang sangat penting,
terutama bagi kehidupan organisasi di laut. Hal itu penting karena suhu
mempengaruhi aktivitas metabolism dan perkembangbiakan organisasi-organisasi
tersebut.
Seperti halnya darata, laut juga mendapatkan panas dari pancaran
Matahari melalui suatu proses yang disebut isolasi. Suhu air laut, terutama di
lapisan permukaan, banyak ditentukan oleh intensitas sinar Matahari. Oleh
karena itu, letak astronomis berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suhu air
laut. Suhu permukaan air laut didaerah kutub sekitar dari 13,
sedangkan didaerah tropis sekitar 28
Suhu air laut didaerah tropis lebih tinggi dari pada di daerah
kutub. Hal itu disebabkan oleh tiga faktor berikut ini :
1)
Sinar Matahari yang
merambat melalui atmosfer akan banyak
kehilangan panas sebelum sampai di daerah kutub, jika dibandingkan dengan
daerah ekuator.
2)
Karena besarnya perbedaan
sudut datang sinar Matahari saat mencapai permukaan bumi. Sinar Matahai yang
sampai ke permukaan bumi di daerah kutub akan tersebar ke daerah yang lebih
luas jika dibandingkan dengan di daerah ekuator.
3)
Panas Matahari yang
diterima bumi di daerah kutub lebih banyak yang dipantulkan kembali ke atmosfer
jika dibandingkan dengan di daerah ekuator.
Suhu air laut dari permukaan cenderung relative tetap panas hingga
mencapai kedalaman 200 m di bawah permukaan laut. Namun, pada kedalaman antara
200 m dan 1000 m dibawah permukaan laut suhu turun secara mendadak yang dikenal
dengan sebutan termokline. Sementara itu, besarnya suhu laut pada daerah yang
terdalam sekitar 2 atau sedikit di bawahnya.
iii.
Warna
Secara umum air laut dipermukaan bumi berwarna biru. Namun,
dibeberapa tempat kadang kita jumpai air laut dapat berwarna kehijauan. Perubahan
warna air laut itu dapat terjadi bergantung pada molekul air dalam menyerap dan
memantulakan cahaya matahari, zat yang terlarut di dalam air laut. Seperti kita
ketahui bahwa matahari memancarkan warna – warna merah, jingga, kuning, hijau,
biru,dan ungu. Saat cahaya matahari dengan warna – warnanya tersebut menerpa
lautan, molekul air menyerap sebagian besar warna itu, kecuali warna biru yang
dipantulkan dan dihamburkan kembali. Oleh karena itu, air laut tampak berwarna
biru.
Selain berwarna biru, air laut juga dapat berwarna putih, hijau,
merah, kuning, dan hitam. Terjadinya perbedaan warna tersebut karena hal
berikut ini:
a)
Air laut berwarna putih
karena terdapat endapan glasial di dasar lautnya. Laut berwarna putih terdapat
di daerah kutub.
b)
Air laut berwarna hijau
karena pada dasar laut teesebut terdapat fitoplankton yang memancarkan
kandungan klorofilnya, saat cahaya matahari datang, klorofil pada fitoplankton
menyerap sebagian besar warna merah dan biru, tetapi sebaliknya memantulkan
warna hijau. Air laut berwarna hijau ini terlihat terutama di perairan dekat
pantai
c)
Air laut berwana merah
karena adanya ganggang merah yang hirup didasar laut, misalnya laut Merah di
Saudi Arabia.
d)
Air laut berwarna kuning
karena didasar laut tersebut banyak terdapat endapan lumur berwarna kuning.
Endapan tersebut merupakan hasil metabolisme dari berbagai material didarat
yang menghasilkan tanah berwarna coklat kekuningan, selanjutnya terbawa aliran
sungai hingga ke laut. Contohnya adalah laut kuning di perairan Cina
e)
Air laut berwarna hitam
karena didasar laut tersebut banyak terdapat endapan tanah loss berwarna hitam.
Misalnya laut Hitam di Turki.
2.
Air hujan
a)
Mengandung CO2
dan O2
b)
Mempunyai pH yang rendah
sehingga bersifat asam
c)
Mengandung kalsium dan
magnesium yang cukup tinggi
d)
Mengandung SO4,
Cl, NH4, N2, dan C.
3.
Air permukaan
a)
Air Sumur
i. Berwarna kuning
ii. Baunya seperti ada kandungan zat besi
iii. Mengandung zat Mangan (Mn) tinggi
b)
Air danau/rawa
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang di sebabkan oleh adanya
zat-zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air
yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat
organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan
kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini
akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut) karena adanya sinar
matahari dan O2.
c)
Air sungai
Hampir bisa dipastikan, air sungai sangat tidak higienis untuk
digunakan, baik untuk mencuci peralatan kandang maupun untuk minuman. Hal ini
disebabkan air sungai memiliki pH cenderung asam akibat banyaknya proses
fermentasi dan pembusukan bahan organic dibagian hulu sungai. Selain itu, air
sungai juga memiliki kandungan bakteria Eschericia
coli yang cukup tinggi, karena sungai-sungai di Indonesia biasanya juga
digunakan untuk buang air besar (WC). Selain itu, kandungan logam berat yang
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) juga cukup tinggi, karena air
sungai-sungai tersebut juga digunakan sebagai sarana mandi dan bahka sebagai
tempat pembuangan limbah industri.
4.
Air tanah
a)
Sifat fisik
1.
Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di
dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut.
2.
Bau air tanah dapat
disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma yang terkandung dalam air.
3.
Rasa air tanah ditentukan
oleh adanya garam atau zat yang terkandung dalam air tersebut, baik yang
tersuspensi maupun yang terlarut.
4.
Kekentalan air dipengaruhi
oleh partikel yang terkandung di dalamnya. Semakin banyak yang dikandung akan
semakin kental. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi maka
kekentalannya akan semakin kecil (encer).
5.
Kekeruhan air disebabkan
oleh adanya tidak terlarutkan zat yang dikandung. Sebagai contoh adalah adanya
partikel lempung, lanau, juga zat organik ataupun mikroorganisme.
6.
Suhu air juga merupakan
sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti
musim, cuaca, siang-malam, tempat ataupun lokasinya.
b)
Sifat kimia
1.
Kesadahan atau Kekerasan
Kesadahan atau kekerasan (total hardness), adanya
kandungan Ca dan Mg. Kesadahan ada dua macam, yaitu kesadahan karbonat dan
kesadahan non karbonat. Air dengan kesadahan tinggi sukar melarutkan sabun,
oleh karenanya air tersebut perlu
dilunakkan lebih dahulu.
Tabel 3‑1
Klasifikasi air berdasarkan kesadahan (Hem, 1959; Sawyer dan Mc.Carty, 1994)
Kesadahan
(mg/l CaCo3)
|
Kelas
Air
|
|
Hem
(1959)
|
Sawyer dan Mc. Carty
(1994) |
|
0
– 60
|
0 - 75
|
Lunak
|
61
- 120
|
75 - 150
|
Menengah
|
121
- 180
|
150 - 300
|
Keras
|
>
180
|
> 300
|
Sangat keras
|
2.
Daya hantar listrik
Daya hantar listrik
adalah sifat menghatanrkan listrik dari air. Air yang banyak mengandung
garam akan mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric
Conductivity Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau μmhos/cm
atau μsiemens/cm sering ditulis μS/cm.
Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 - 5000 μmhos.
Besaran DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu: 10
m3 μmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l =
1,56 mmhos/cm (1,56 μS/cm).
Hubungan antara harga DHL dengan jumlah garam yang
terlarut secara tepat perlu banyak koreksi seperti temperatur pengukuran,
maupun tergantung juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi secara umum
angka tersebut di atas sedikit banyak dapat mewakili. Hubungan antara harga DHL
dan macam air seperti terlihat Tabel 3-4.
Tabel 3‑4
Klasifikasi air berdasarkan harga DHL (dalam Hadipurwo, 2006)
DHL (mmhos/cm
pada 25°C)
|
Macam Air
|
0,055
|
Air murni
|
0,5 - 5,0
|
Air suling
|
5 - 30
|
Air hujan
|
30 - 2000
|
Air tanah
|
35.000 -
45.000
|
Air laut
|
3. Keasaman air
Keasaman
air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1-14. Air yang mempunyai
pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7
disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat
atau magnesium karbonat, bersifat basa (pH 7,5 - 8), sedangkan yang mempunyai
harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air
yang asam biasanya mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air di
lapangan dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus.
4. Kandungan ion
Kandungan ion baik kation maupun
anion yang terkandung di dalam air
diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l.
Ion-ion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3,
H2SF, NH4, NO3, , NO2, KMnO4, SiO2, boron, ion-ion logam yang
biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain As, Pb,
Sn, Cr, Cd, Hg, Co.
c)
Sifat biologi
Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan banyaknya
bakteri coli. Untuk standar air minum
ada batas maksimum kandungan coli
yang diperbolehkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar