Senin, 08 April 2019

RPS PERTEMUAN IV



KARAKTERISTIK LALU LINTAS


Arus  lalu  lintas  terbentuk dari  pergerakan  individu pengendara  yang melakukan  interaksi  antara  yang  satu  dengan  yang lainnya pada  suatu ruas  jalan dan  lingkungannya.  Karena  persepsi  dan  kemampuan  individu pengemudi mempunyai sifat  yang  berbeda  maka  perilaku  kendaraan  arus  lalu  lintas  tidak dapat  diseragamkan  lebih lanjut,  arus  lalu  lintas  akan  mengalami  perbedaan karakteristik akibat  dari  perilaku pengemudi  yang  berbeda  yang  dikarenakan  oleh karakteristik  lokal  dan  kebiasaan  pengemudi. 

Arus  lalu  lintas  pada suatu ruas  jalan karakteristiknya  akan  bervariasi  baik  berdasar  waktunya.  Oleh  karena  itu  perilaku pengemudi  akan  berpengaruh  terhadap  perilaku  arus  lalu  lintas. Dalam menggambarkan arus  lalu lintas  secara kuantitatif   dalam  rangka  untuk  mengerti tentang keragaman  karakteristiknya  dan  rentang kondisi  perilakunya,  maka perlu suatu parameter.  Parameter  tersebut  harus  dapat  didefenisikan  dan  diukur  oleh insinyur  lalu  lintas  dalam  menganalisis,  mengevaluasi,  dan  melakukan  perbaikan fasilitas  lalu  lintas  berdasarkan parameter  dan pengetahuan pelakunya (Oglesby, C.H.&  Hicks.R.G.  1998)

Karakteristik utama arus  lalu  lintas  yang  digunakan  untuk  menjelaskan karakteristik lalu  lintas  adalah  sebagai  berikut:

1. Volume  (q),
2. Kecepatan  (v),
3. Kerapatan  (k).


VOLUME

Volume merupakan jumlah kendaraan yang  diamati  melewati  suatu  titik tertentu  dari  suatu ruas  jalan  selama  rentang waktu  tertentu. Volume  lalu  lintas biasanya  dinyatakan  dengan  satuan  kendaraan/jam  atau kendaraan/hari.(smp/jam) atau  (smp/hari).  Dalam  pembahasannya  volume  dibagi  menjadi:

1.     Volume  harian  (daily volumes) dibedakan:

Volume  harian  ini  digunakan sebagai  dasar  perencanaan  jalan dan  observasi umum  tentang  “trend” pengukuran  volume  pengukuran  volume  harian  ini  dapat a.  Average Annual Daily Traffic (AADT),  yakni  volume  yang  diukur  selama  24 jam  dalam  kurun  waktu 365 hari,  dengan  demikian  total  kendaraan  yang  di bagi  365 hari. b.  Average  Daily traffic (ADT),  yakni  volume  yang  diukur  selama  24  jam penuh  dalam  periode waktu tertentu  yang  dibagi  dari  banyaknya  hari tersebut.   

2.     Volume  jam-an  (hourly volumes)  

Volume  jam-an  adalah  suatu pengamatan  terhadap arus  lalu  lintas  untuk untuk menentukan  jam  puncak  selama  periode pagi  dan  sore.  Dari  pengamatan  tersebut dapat  diketahui  arus  paling  besar  yang  disebut  arus  pada  jam  puncak.  Arus  pada jam puncak  ini dipakai  sebagai  dasar  untuk  desain jalan raya  dan analisis  operasi lainnya  yang  dipergunakan  seperti  untuk  analisa  keselamatan. 

Peak hour factor (PHF)  merupakan  perbandingan  volume  lalu  lintas  per  jam  pada saat  jam  puncak dengan  4 kali  rate of  flow pada saat  yang  sama  (jam  puncak).

PHF = ( VOLUME PER JAM ) / ( 4 X PEAK RATE FACTOR OF FLOW ) …...(1)


Rate factor  of  flow adalah  nilai eqivalen  dari  volume  lalu  lintas  per  jam,  dihitung dari  jumlah  kendaraan  yang  melewati  suatu titik tertentu  pada suatu  lajur/segmen jalan selama  interval  waktu  kurang  dari  satu  jam.


KECEPATAN

Kecepatan  didefinisikan  sebagai  laju  dari suatu pergerakan  kendaraan dihitung  dalam  jarak per  satuan  waktu. Dalam  pergerakan  arus  lalu  lintas,  tiap kendaraan berjalan  pada  jalan yang  berbeda. Dengan  demikian  dalam  arus  lalu lintas  tidak dikenal  karakteristik kecepatan  kendaraan  tunggal. Dari  distribusi tersebut,  jumlah  rata-rata atau nilai  tipikal  dapat  digunakan  untuk mengetahui karakteristik dari  arus  lalu  lintas.

MKJI  1997  menggunakan  kecepatan  tempuh  sebagai  ukuran  utama kinerja segmen  jalan,  karena  mudah dimengerti  dan diukur  dan  merupakan  masukan  yang penting untuk biaya pemakai  jalan  dalam  analisa ekonomi. Kecepatan  tempuh didefinisikan dalam  MKJI  1997 sebagai  kecepatan  rata – rata ruang dari kendaraan ringan  (LV)  sepanjang segmen  jalan.  Persamaaan  untuk menentukan kecepatan:

V = ( L ) / ( TT )........................…………….. (2) 

dimana:

V       : Kecepatan  tempuh  yaitu kecepatan  rata – rata (km/jam)  arus  lalu  lintas dihitung  dari  panjang  jalan  dibagi  waktu tempuh  rata – rata kendaraan yang  melalui  segmen  jalan,
L       : Panjang  jalan yang  diamati,
TT    : Waktu  tempuh  yaitu waktu rata  –rata yang  digunakan  kendaraan menempuh segmen  jalan dengan  panjang  tertentu  (detik).


KERAPATAN

Kerapatan didefinisikan  sebagai  jumlah  kendaraan  yang menempati  suatu panjang  jalan atau  lajur,  secara  umum  diekspresikan  dalam kendaraan per kilometer.  Kerapatan  sulit  diukur  secara  langsung  di  lapangan,  melainkan  dihitung dari  nilai  kecepatan  dan  arus  sebagai  hubungan  sebagai  berikut:

q = k.Us   ………………….…………………………………….(3)

k = q.Us    …………………………………………….…………(4)

Dimana:

q             = arus,
Us           = space mean speed,
k              = kerapatan.


HUBUNGAN  ANTARA  VOLUME,  KECEPATAN  DAN  KERAPATAN

Volume,  kecepatan  dan  kerapatan  merupakan  3  (tiga)  variabel / parameter utama  (makroskopis) dalam  aliran  lalu  lintas  yang  digunakan  untuk mengetahui karakteristik  arus  lalu  lintas.

1.  Volume  (flow),  merupakan  jumlah  kendaraan  yang  melewati  suatu  titik  tertentu.  pada suatu ruas  jalan  per  satuan  waktu tertentu  yang  dinyatakan  dalam kendaraan/jam

2.  Kecepatan (speed),  adalah  tingkat  gerakan  di  dalam  suatu  jarak tertentu  dalam satu  satuan  waktu yang  dinyatakan  dengan  kilometer/jam. 

3.  Kerapatan  (density),  merupakan  jumlah  kendaraan  yang  menempati  suatu ruas/segmen  jalan  tertentu  yang  dinyatakan  dalam  kendaraan/kilometer.   

Hubungan antara  ketiga  parameter  di  atas  selanjutnya dapat  dinyatakan dalam hubungan  matematis  yang  tercantum  dalam  sub bab kerapatan di atas. Persamaan  pada  sub  bab kerapatan tersebut  hanya berlaku  untuk arus  lalu  lintas tak  terganggu,  dimana  setiap arus  bergerak secara  bebas  tidak ada pengaruh  dari luar. 

Contoh  aliran  ini  dapat  dilihat  pada  arus  lalu  lintas  jalan utama  dari  jalan bebas  hambatan. Hubungan  antara  ketiga parameter  tersebut  menggambarkan tentang aliran  lalu  lintas  tak terinterupsi  (uninterrupted traffic stream)  dimana volume  merupakan  hasil  dari  kecepatan  dan  kerapatan. Sementara itu hubungan tersebut  untuk  lalu  lintas  yang  stabil, kombinasi  variabel  yang  menghasilkan hubungan  dua  dimensi. Gambar  di  bawah  mengilustrasikan  tentang  bentuk  umum hubungan  tersebut.



Gambar 1. Hubungan  antara  volume,  keepatan, dan  kerapatan

Keterangan  :

qm = kapasitas,  arus  maksimum  (kendaraan/jam) 
um = kecepatan  kritis,  kecepatan  pada saat  mencapai  kapasitas  (km/jam) 
km =  kerapatan  kritis,  kerapatan  pada saat mencapai  kapasitas  (kend/jam) 
kj =  kerapatan  macet,  keadaan  untuk semua kendaraan  berhenti  (kend/jam) 
uf =  kecepatan  teoritis  untuk lalu  lintas  ketika kerapatannya  nol  (km/jam) 

Perlu diketahui  arus  “nol” (tidak ada arus)  terjadi dalam  2 (dua) kondisi.  Ketika tidak ada kendaraan  di  jalan  raya  berarti  kepadatannya  nol,  dimana kecepatan teoritis  didasarkan  pada  “kecepatan arus  bebas”  (free flow  speed)  yang  merupakan kecepatan  tertinggi  bagi  kendaraan  yang sendirian.  Namun demikian  arus  “nol” juga terjadi  ketika kepadatan  begitu  tinggi  sehingga kendaraan  yang  akan bergerak harus  berhenti  sehingga  terjadi  kemacetan  lalu  lintas  yang  disebut dengan  istilah  traffic  jam.  Pada  kondisi  ini  semua  kendaraan  berhenti  sehingga tidak ada kendaraan  yang  lewat  pada suatu  ruas  jalan  tersebut.


PERHITUNGAN VOLUME DAN KECEPATAN

1.      Perhitungan  Volume 

Volume  kendaraan adalah  parameter  yang  menjelaskan keadaan arus  lalu  lintas di  jalan. Kendaraan yang  melewati  suatu  ruas  jalan  dijumlahkan  dengan mengalikan  faktor  konversi kendaraan  yang  telah ditetapkan sehingga nantinya diperoleh  jumlah  kendaraan  yang  lewat  pada ruas  jalan  tersebut. Nilai  tersebut kemudian  dikonversikan  ke dalam  smp/jam  untuk mendapatkan  nilai  volume kendaraan yang  lewat  setiap  jamnya.

2.     Perhitungan  Kecepatan

Kecepatan  merupakan laju  pergerakan yang  ditandai  dengan  besaran yang menunjukkan  jarak  yang  ditempuh  kendaraan  dibagi  dengan  waktu tempuh. Kecepatan  dapat  didefenisikan dengan persamaan sebagai  berikut ;

U = ( X ) / ( T )……….………….(5) 

Dengan:

U             = kecepatan  (km/jam)
X             = jarak tempuh  kendaraan  (km)
T              = waktu tempuh kendaraan  (jam)

Kecepatan  kendaraan  pada  suatu  bagian  jalan,  akan  berubah-ubah  menurut  waktu dan  besarnya  lalu  lintas.  Ada 2 (dua)  hal  penting  yang  perlu diperhatikan  dalam menilai  hasil  studi  kecepatan  yaitu  :

Dalam  perhitungan,  kecepatan  rata-rata dapat  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu:

1.       Time mean  speed (TMS),  yang  didefenisikan sebagai  kecepatan  rata-rata dari seluruh kendaraan  yang  melewati  suatu  titik  dari  jalan  selama  periode  waktu tertentu.

Ut = ( L/n ) x ( (1/t1) + (1/t2) + (1/t3)…….)  …..………………………...………..(6) 

Keterangan  :

L              =   panjang penggal  jalan  (m)
N             =  jumlah  sampel  kendaraan
ti             = waktu  tempuh  kendaraan

2.       Space mean speed (SMS),  yakni  kecepatan  rata-rata  dari  seluruh  kendaraan yang  menempati  penggalan  jalan selama  periode  waktu  tertentu.

Kedua  jenis  kecepatan  di  atas  sangat  berguna  dalam  studi  mengenai  hubungan antara  volume,  kecepatan  dan  kerapatan.



SUMBER MATERI :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar